Persis sembilan tahun yang lalu, saya mulai melakukan riset
tentang “Pengaruh Perilaku Seks, Seksual dan Seksualitas Dalam
Pencapaian Semua Tujuan Hidup Manusia”. Awalnya riset ini memang saya
lakukan secara bertahap disela-sela kesibukan pada 2009. Namun sejak akhir
2014, saya memutuskan untuk melakukan riset ini secara lebih serius di
Kuta-Bali hingga 2017.
Selama tiga tahun di Bali inilah saya bisa mempelajari subjek
dari berbagai negara dengan budaya dan perilaku seksual yang berbeda secara
gratis. Jadi tidak perlu keliling dunia. Sehingga saya bisa memberikan sudut
pandang yang lebih universal dalam kesimpulan akhir, solusi dan implementasi
solusinya.
Ide dasar riset ini berawal dari pertanyaan yang selalu saya
lontarkan, namun tidak ada yang mampu menjawabnya dengan pasti. Jawaban yang
saya terima selalu saja berbelit-belit dan sistematis. Pertanyaan itu
adalah, “Mengapa manusia yang ditakdirkan untuk hidup berpasangan namun
tidak memiliki panduan yang jelas dalam cinta dan kebersamaan?”
Dulu saya sering mempertanyakannya kepada para ahli yang
sangat kompeten dibidangnya. Jawabannya pun selalu sama saja. Tidak memuaskan, tidak
pasti, berbelit-belit dan tidak sistematis. saya pun mengambil kesimpulan,
jika mereka sendiri pun tidak juga mengerti.
Akhirnya saya menemukan asumsi dasar, mengapa manusia selalu
mengatakan jika “cinta itu rumit” atau “cinta itu buta”. Tentu saja karena kita
tidak memiliki panduan percintaan dan kebersamaan yang jelas. Jadi wajar saja
jika masalah cinta dan kebersamaan membuat hidup ini semakin rumit saja.
Sehingga sungguh sangat bijaksana jika semua aktivitas percintaan dan
kebersamaan dilakukan dengan ilmu yang tepat.
“Untuk apa ilmu-ilmuan, gak perlu! Jika mau pacaran ya…
pacaran aja. Jika mau menikah ya… menikah aja.” Ini adalah jawaban hampir sebagian
besar orang.
Padahal cinta dan kebersamaan membutuhkan ilmu manajemen yang
jauh lebih rumit dari mengatur sebuah perusahaan. Itulah sebabnya para CEO
perusahan besar dengan bijaksana mengatakan, “jika mengatur perusahaan itu lebih
mudah dari mengatur keluarga dirumah.”
Jadi mengapa manusia ditakdirkan untuk hidup berpasangan namun
tidak berikan panduan yang jelas dalam cinta dan kebersamaan?
Lalu bagaimana cara untuk hidup bergelimang kebahagiaan,
keharmonisan, kehebatan, kesuksesan dan kekayaan ?
Hasil dari riset ini kemudian saya publikasikan melalui buku
Sexual Intelligence – Basic for Relationship Goals dan Lovology untuk bisa
menjawab dengan tepat dan sistematis. Tentang mengapa ada pertemuan dan
perpisahan, ada pernikahan dan perceraian, ada kesetiaan dan perselingkuhan,
ada cinta kasih dan saling menyakiti, dan mengapa ada kebahagiaan dan
penderitaan dalam percintaan. Dan masih banyak lagi.